Rabu, 04 Juni 2014

sosial budaya tapan

Menurut Adat N’ghing Tapan, masyarakat Tapan dibagi atas 4 (empat) suku, yakni Caniago, Mlayu Gdang, Mlayu Kcik dan Sikumbang. Masing-masing suku dipimpin oleh datuk yang dikenal dengan Basa Ampek Balai dengan Machudum Sati sebagai Orang Tua Adat Nagari (Ughang Tuo Adat N’ghing) Tapan. Tiap-tiap suku dibagi atas beberapa kaum yang masing-masing kaum dipimpin oleh seorang Ninik Mamak (Pamakung).
Bahasa yang digunakan masyarakat Tapan adalah Bahasa Minangkabau dalam Dialek Tapan, yakni dialek yang juga digunakan oleh Masyarakat Sekitarnya seperti Inderapura, Mukomuko (dengan perbedaan sekitar 5%), Lunang, Silaut, Lubuk Pinang,(dengan perbedaan sekitar 10 %).

MENELUSURI JEJAK SEJARAH KESULTANAN INDERAPURA


Pendahuluan

Dikabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatra Barat yang terletak di selatan kota Padang, teptnya di kecamatan Pancung Soal, yang berbatasan dengan sungai penuh dan Bengkulu, terdapat peninggalan sejarah yang masihmisteri dan sepi dari informasi yakni Indrapura.
Pertama kali muncul nama kerajaan Inderapura dalam sebuah kertas kerja yang ditulis oleh Djanuir Chalifah Indra dengan judul; Sejarah Kerajaan Inderapura tahun 1970 [2]. Namun jauh sebelum itu klerks telah mencatat keberadaan pemerintah kesultanan Inderapura berkenaan dengan perjanjian perbatasan dalam bukunya; keterangan Geografi dan Etnologi dari daerah Kerinci, Serampas dan Sungai Tenang, 1890.
Indrapura menjadi menarik perhatian ketika Rusli Amran [3] menulis tentang kehancuran kerajaan ini, dan menilainya sebagai cerita sedih.
Dari semua cerita tentang Kerajaan Indrapura tersebut belum dapat menjelaskan secara utuh tettang pemerintah Indrapura, sehingga pemerintah Indrapura tetap menjadi misteri dan tanda Tanya bagi masyarakat dan berbagai kalangan.
Disini penulis mencoba menguak misteri dan menjawab tanda tanya tersebut dengan menulis tentang kerajaan Indrapura berdasarkan Manuskrip Pemerintah Usali Kesultanan Inderapura sebagai sumber sejarah yang nyata dan otentik.
Negeri Indrapura di Pesisir Selatan

1.1. Asal nama Indrapura
Secara etimologis ada beberapa pendapat tentang asal usul nama indrapura [4]. Indra berarti dewa, yakni dewa tertinggi Batara Indra atau Dewa Indra, Sri Maharaja Indra Dewa. Pura artinya tempat atau negeri. Jadi Indrapura adalah negeri tempat kedudukan Dewa Indra, Negeri Sri Maharaja Indra warman Dewa.
Pendapat lain mengatakan bahwa kosakata indra berasal dari indra sejati, menjadi indrajati dan berubah bunyi menjadi Indojati, berarti Raja Asli, Raja Sejati, sementara Pura berasal dari kata Puro artinya Uncang, atau kantong tempat batu-batu permatamilik raja. Dalam riwayatnya dikatakan puro raja tersebut jatuh kedalam air, hilang dan tidak ditemukan lagi, maka air tersebut dengan lokasi tempatnya disebut Air Puro yang akhirnya negeri tersebut kemudian berubah nama menjadi Indrapura yang lidah masyarakat Indrapura menyebutnya indopuro / Indopugho yang artinya puro raja atau puro dewa .

1.2. Tinjauan Geografis
Bila kita dari Padang, Lebih kurang 40 Km sebelum Lunang dalam kecamatan Pancung Soal Pesisir Selatan, lalu berbelok kekanan, lebih kurang 10 Km kedalamnya, disitulah letaksebuah nagari yang sekarang masih bernama indrapura. Diujungnya mengalir sebuah sungai yang pada zamannya memilki pelabuhan sendiri yang bernama Muara Sakai . Kapan kita menghiliri sungai itu dari Muara Sakai Indrapura dengan menumpang sebuah perahu boat, sekitar setengah jam kemudian kita akan sampai dimuaranya yang bertemu dengan laut pantai barat Sumatra. Dahulunya teluk yang terdapat dimuara sungai ini merupakan pelabuhan tertua di jalur pesisir barat sumatera yang dikenal dengan pelabuhan Samuderapura.
Ada sebuah desa nelayan, disamping kiri muara sungai ini bernama desa Pasir Ganting, didepan dan kanan muara kita melihat delta-delta yang diapit sungai-sungai kecil diantara sungai besar lainnya yang juga bermuara kesitu. Diujungnya terjadi pertemuan dua muara sungai besar. Satu sungai yang mengalir dari Muara Sakai Inderapura, yang satu lagi dating dari arah negeri Air Haji dengan muaranya bernama Muara Bantayan.
Pertemuan dua muara ini, antara Muara sakai Indrapura dan muara Bantayan disebut penduduk setempat dengan nama Muara Gedang. Didepan Muara Gedang ini ada pulau-pulau kecil yang dinamakan Pulau Raja dan Pulau Putri. Delta-delta yang disebut pelokan Hilir dan Pelokan Mudik hanya merupakan hutan belantara yang tak berpenghuni, seperti pulau-pulau kosong. Itulah bagian arah kelaut dari negeri Inderapura denga tanah sawah yang luas namun penuh rawa ketenggelaman zaman.
Dilihat dari Minangkabau yang berpusat di Pariangan sekitar lereng Gunung Merapi, Indrapura merupakan negeri yang terletak paling selatan, pantai pesisir barat Sumatera Barat. Sekarang Inderapura hanya sebuah kanagarian dikabupaten pesisir selatan yang dipimpin oleh seorang Wali Nagari. Penduduk yang mendiami negeri ini terdiri dari suku melayu asli yang disebut Melayu Tinggi Kampung Dalam, melayu Gedang, Sikumbang, Caniago, Tanjung dan lain-lain suku minangkabau. Tetapi juga ada keturunan dari jawa seperti Gresik, Tuban, dan Bugis yang telah lebur menjadi masyarakat Indrapura Pesisir Selatan [5].

1.3. Misteri Sejarah
Indrapura, sebuah negeri yang diam namun menyimpan misteri yang tak terjamah sampai hari ini, berabad-abad tenggelam dalam kabut sejarah, luput dari intaian para anggota, terbenam dalam impian sang pewaris keturunan sultan-sultan dari sebuah bekas Kerajaan Kesultanan Islam tertua. Setidak tidaknya sama tuanya dengan ketuaan masuk dan berkembangnyaagama Islam itu sendiri di samudera nusantara ini, yang punah dinegeri sendiri.
Pernah merupakan kerajaan yang luas membentang keutara samapai-sampai melewati Padang, Paraiaman, Tiku, Air Bangis, dan Maeulaboh, keselatan sampai Sungai hurai, meskipun formal bagian dari Minangkabau yang berpusat di Pagarruyung, tetapi praktis berdiri sendiri, merdeka tanpa ikatan apapun.
Balahan persaudaraan dan cucuran keturunan keturunannya bertebaran kemana-mana, diantaranya menurunkan Raja-Raja Islam yang juga berpangkat Sultan pada zamannya dan ada pula yang menjadi pemimpin-pemimpin negeri sejak dahulu sampai sekarang dikawasan Nusantara ini.
Menurut Ruli Amran [6], Indrapura adalah daerah yang dahulunya paling besar, penting, dan terkayapula di Pesisir Barat Sumatera Barat. Kita melihat mundurnya terus menerus Pemerintah ini dalam segala lapangan baik tentang daerah, ekonomi maupun pemerintahan. Disamping Belanda dan Aceh, Inggris pun memiliki minat yang besar sekali terhadap daerah ini. Namun dalam banyak hal, Inggris ketinggalan disbanding denga Belanda, tetapi khusus tentang Indrapura, Inggris gigih sekali berusaha menanamkan kekuasaan mereka disana.
Riwayat Indrapura adalah cerita kenangan sejarah yang diwarnai kepiluan dan kesedihan. Sejarah tidak banyak melukiskan terjadinya pemerintahan Kesultanan Inderapura di Pesisir Selatan ini. Juga tidak diketahui proses terbentuknya.

1.4. Lada dan Emas sebagai sumber konflik
Lada, rempah-rempah dan emas adalah hasil terbesar dan sumber kekayaan dan kesuksesan Indrapura. Tetapi oleh lada dan emas itu pulalah Indrapura jatuh dan tak sanggup berdiri lagi.
Indrapura di incar dengan mata gelap oleh pemburu-pemburu emas Nusantara yang datang dari berbagai negeri. Bangsa Portugis dan Spanyol menjelajahi dunia untuk mencari emas, lalu mereka menelusuri pantai barat Sumatera mencari Pulau Emas itu disekitar Pulau Nias.
Bangsa Portugis mendengar cerita tentang Ilha De Ouro (pulau emas) pada awal abad 16 di India, lalu mereka berangkat menuju Sumatera. Peta dunia mereka pada tahun 1520 M, yang kini tersimpan di biblioteca Estense di Modena telah memasukkann Sumatera di dalamnya. [7]
Tercatat Diogo Pacheo sebagai orang Eropa pertama yang memasuki Sumatera, dengan ekspedisi yang telah diperlengkapi untuk pencarian Ophir, negeri Emas Nabi Sulaiman yang diperkirakan adalah salah satu dari gunung-gunung eams di Sumatera. Namun penduduk Sumatera tidak ada yang mau mengatakan dimana emas itu ada.
Banyak penulis berkisah tentang Raja Sulaiman yang mengirim armada Punisia pada tahun 945 SM ke gunung Ophir yang tetap menarik untuk petualang-petualang emas dinegeri sana, seperti yang diungkap oleh Nia Kurnia melalui artikel-artikel sejarah yang ditulisnya, begitupun dalam bukunya kerajaan Sriwijaya , Nia menulis bahwa dalam kitap Raja-Raja I pasal 9 tercantum keterangan bahwa anak buah Hiram, raja Tirus, berlayar ke Ophir untuk mencari emas, lalu Hiram mempersembahkan 420 talenta emas kepada Nabi Sulaiman.
Rahasia tambang emas sumatera tetap saja tersembunyi. Petualang-petualang pencari pulau emas telah menjadi sebuah misteri tersendiri, namun perburuan itu tetap saja bertahan. Sampai pada abad ke 17, beberapa diantaranya tidak lagi dapat dirahasiakan.
Selanjutnya dijelaskan dalam tulisan itu tentang tulisan Garbriel Ferrant dalam karyanya L’empire Sumatranais de Crivijaya mengutarakan bahwa masa Sriwijaya, pulau Sumatera disebut Swuvarnadvipa, Suvarnabhumi dengan ibu kotanya Suvarnapura yang berarti Pulau Emas, Bumi emas, Negeri emas sedang orang Tionghoa menamainya dengan Kincheou [8 ].
1.5. Indrapura, Sosok Pintu yang Rumit
Dari sekian banyak pelabuhan-pelabuhan emas dan rempah-rempah di Sumatera, khususnya yang dikunjungi petualang-petualang pemburu emas ke pantai pesisir barat Sumatera seperti Pancur,, Tiku, Pariaman, Sungai Nyalo, Tarusan, Bayang, salido, Kota Sepuluh, dan Bengkulu ternyata tidak banyak yang mengenal Indrapura.
Rusli Amran mencoba memberikan informasi tentang keberadaan Indrapura tetapi itu hanya berupa catatan peristiwa sejarah yang terjadi dimasa kompeni Belanda, Inggris dan juga Aceh, yang saling bersaing memperebutkan pengaruhnya di Sumatera Barat, Pesisir Barat Minangkabau waktu itu.
Begitupun kertas kerja tulisan Djanuir Khalifah St Indera tentang sejarah Kerajaan Inderapura yang disampaikan dalam seminar Sejarah dan Kebudayaan Minagkabau (1970) belumlah banyak mendapat tanggapan penulis-penulis sejarah, karena tidak ada bukti yang otentik.
Padahal Inderapura sebagai sebuah pemerintah Usali Kesultanan adalah sosok pintu yang rumit menutupi latar belakang tonggak-tonggak sejarah Islam Nusantara khususnya Islam Minangkabau di Sumatera Barat. Demikian juga tentang sejarah dan silsilah keturunan sebagian besar sultan-sultan yang berkuasa di berbagai kerajaan-kerajaan Islam Nusantara pada zamanya. Inderapura menyimpan banyak rahasia kesuksesan dan kekayaan pulau Sumatera. Terjepit antara kepentingan-kepentingan petualangan Portugis, Inggris, dan VOC Belanda yang kemudian mengkambing hitamkan Aceh.
Kesultanan Inderapura merupakan kunci yang memegang rahasia urat tunggang perjalanan sejarah Raja-raja Melayu Nusantara seperti; Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Bugis Makasar, Jogjakarta, Surakarta, Banten, Betawi, Siak Sri Indrapura, Sriwijaya, dharmasraya, Pariangan, Minangkabau, Pagarruyung dan Aceh yang kemudian menyebar ke daerah yang lain dikawasan nusantara ini. Runtuh dalam ketersembunyiannya, memendam rahasia sejati, namun tetap tegar dalam reruntuhannya, kaya dalam kerahasian, mistis dalam kepercayaan, namun miskin dalam keberadaan sejarah masa kini.
Raja terakhir Kerajaan Kesultanan Indrapura adalah Sultan Muhammad Bakhi gelar Sultan Firmansyah, yang memerintah pada 1860-1891. Sejak awal berdirinya tercatat abad IX sampai akhir abad ke XIX, berarti sejak pemerintah ini berdiri mampu bertahan keberhasilannya selam 10 Abad sebagai sebuah pemerintahan Kesultanan Islam di Nusantara ini.
Dari sisa-sisa peninggalan sejarah yang telah terkikis habis hanya manuskrip Ranji Silsilah Keturunan Kerajaan Kesultanan Indrapura yang masih tinggal dan dipelihara oleh ahli warisnya. Manuskrip ini cukup membuktikan kepad kita, bahwa daerah yang sekarang menjadi kabupaten Pesisisr Selatan Provonsi Sumatera Barat adalah bekas kerajaan Usali Kesultanan Indrapura memang menyimpan berbagai Misteri Sejarah Nusantara masa lalu.
Sebuah dokumen penting yang menjadi saksi keberadaan pemerintah Usali Kesultanan Indrapura dimasa lalu. Dokumen ini merupakan sebuah manuskrip yang isinya berupa uraian tentang Silsilah Keturunan Raja-raja dan Sultan-sultan Indrapura dimasa lalu. Barangkali hanya satu-satunya bukti otentik twertulis tentang keberadaan kerjaan Usali Kesultanan Indrapura di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.
Manuskrip ini secara tradisi disebut Ranji Melayu Tinggi, Ranji Tinggi Inderapura, Manuskrip ini berupa gulungan kertas dengan ukuran panjang sekitar 507 x 57,2 Cm. Disimpan dalam sebuah tabung yang terbuat dari seng plat berwarna coklat tua dengan ukuran panjang 65 Cm dan diameter 10 Cm.
Dalam manuskrip tersebut ada tulisan berupa karakter arab dengan hiasan garis-garis tebal bercabang-cabang sampai ke ujungnya yang berbentuk lingkaran menyerupai crop cycle / cakra dengan tinta warna merah, hitam, biru dan hijau. Ada sebanyak 203 buah lingkaran yang terdapat dalam manuskrip tersebut, serta 7 buah cap stempel dibeberapa tempat sepanjang naskah. Kalau dilihat secara keseluruhan garis-garis dan lingkaran tersebut membentuk semacam pohon yang bercabang dengan dahan dan ranting-rantingnya. Disetiap lingkaran tertulis nama atau gelar dari keturunan-keturunannya.
Gambar pohon keturunan dalam manuskrip tersebut diukir dalam garis-garis dan lingkaran berwarna merah, hitam, hijau, biru yang indah dan mempesona. Ditulis dalam huruf Arab berbahasa Melayu pada kertas tua warna sudah kecoklat-coklatan yang kondisinya sudah lapuk, sehingga perlu diberi lapisan kertas lain, terekat rapi sebagai penguat dibagian belakang kertas manuskrip Ranji. Bila manuskrip Ranji ini hendak dikeluarkan maka sang ahli waris selalu lebih dahulu membaca doa.
Ada wacana tersendiri tentang manuskrip Ranji ini ditengah-tengah masyarakat, saling membicarakan asli atau tidak aslinya, ada yang menyebut dengan tambo tinggi Indrapura, ada yang menyebutnya dengan Ranj Tinggi dan sebagainya. Tambo tinggi itu ada yang mengatakan bahwa yang dahulu terbuat dari kulit unta, tetapi yang sekarang hanya dari kertas. Anehnya sepanjang yang dapat penulis wawancarai, mengatakan bahwa mereka sendiri belum pernah melihat manuskrip itu secara langsung.
Tetapi setelah penulis melihat dam membaca sendiri, secara tradisi penulis tidak menghiraukan apa kertasnya, berapa umurnya, apa tintanya atau siapa yang menulisnya. Untuk penulis secara tradisi yang penting adalah isinya, apa yang ditulis dalam manuskrip Ranji itu. Ternyata disamping Ranji silsilah keturunan juga mengambil catatan-catatan penting tentang seluk beluk pemerintahan, raja atau sultan yang berkuasa, wilayah kerajaan, catatan-catatan tentang barang pusaka dan tanah ulayat pemerintah dan lain-lain. Inilah yang menarik.
Penulis pertama kali membaca manuskrip Ranji ini di Padang, dan kemudian menghapus tuliskannya kedalam tulisan latin di bulan Oktober 1989, atas izin ahli warisnya Sultan Burhanuddin glr Sultan Firmansyah Alamsyah [9], Pucuk adat Kampung Dalam Indrapura, di pesisir Selatan. Sekarang (2004) Ranji tersebut telah diserahkan kepada kemenakan beliau bernam Putri Rahmi Hatifah, 55 thn. Beralamat di pasar sebelah No 101 Nagari Inderapura, Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Tujuan menghilangkan tuliskan ini pada awaldnya dhanya demi kemudahan membaca dan mempelajari saja. Dari pada sering-sering membuka manuskrip, lebih baik dibuatkan tulisan latinnya, laulu diketik rapi. Penulis mendapat kepercayaan dari ahli waris untuk mengerjakannya dengan senang hati, meskipun tugas itu terasa berat. Tetapi didorang oleh rasa keingin tahuan menjadikan penulis sebagai putra Pesisir Selatan bersemangat mengerjakannya, bahkan secara pribadi kemusian penulis melakukan studi banding dengan berbagai penelusuran, pengkajian, penelitian dan pengamatan kelapangan, yakni kenegeri-negeri yang punya hubungan dengan Inderapura.
Transkrip Ranji ini, tidaklah menurut metodologi yang biasa dilakukan secara ilmiah, tetapi transkrip praktis, menghapus tuliskan secara bebas apa yang dibaca, apa bacaannya kemudian dituliskan sebagai sebuah salinan dalam huruf dan bahasa latin. Itu saja. Dalam usaha mentranskripkan naskah ini, penulis sebenarnya tidak bekerja sendiri, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada ahli waris Bp. Soetan Boerhanuddin Gelar Sultan Firmansyah Alamsyah yang telaqh mengizinkan dan mempercayakan naskah asli pusaka beliau kepada penulis untuk dibaca dan dihapus tuliskan. Serta terima kasih kepada Bapak Datuk Machudum (Alm wf Th 2003) yang telah menyediakan fasulitas diruangan hotel Machudum untuk pekerjaan ini, bahkan beliau ikut membantu penulis membacakanya bersama-sama dengan beliau ahli waris pemilik manuskrip ini.
Apa-apa yang penulis catat dan tulis tetap dikonfirmasikan kepada ahli waris dan secara bersama-sama melakukan cek ulang pada bacaan yang ditranskripkan tersebut. Perhatian hanya difokuskan terhadap kemungkinan terjadinya salah arti, atau salah pengertian terhadap bacaan.
Batang atau pohon Ranji silsilah Sultan-Sultan kerjaan usli kesultanan inderapura ini cukup panjang mencatat seluruh sultan-sultan yang memerintah kerajaan kesultanan Indrapura dari generasi ke generasi. Ada 33 Sultan, Raja atau Ratu diiringi catatan dan uaraian singkat dibawah nama masing-masing. Para anggota barangkali akan lebih dapat mempelajari naskah secara lebih rapi.
[1] Makalah ini disiapkan untuk Simposium Internasional Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manasa), 26-28 Juli 2004, bertempat di wisma syahidah, Universitas Islam Negeri Ciputat, Jakarta
[2] Djanuir Chalifah St Indra, 1970. Sejarah Kerajaan Inderapura. Panitia Seminar Sejarah dan Pemerintah Minangkabau, Padang
[3] Rusli Amran, 1981. Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang, Sinar Harapan: Jakarta
[4] Pemerintah tetua yang juga memakai nama Indrapura adalah kerarajaan Campa. Di aceh (Lamuri) juga ada nama indrapuri, begitupun di Medan, dan langkat ada negeri yang juga bernama Indrapura. Di Riau juga ada kerajaan Siak Sri Indrapura. Jakarta sebelumnya juga bernama Indrapura. Arti umum Indrapura adalah kota raja atau kampung Raja. Dijawa tidak ada negeri yang bernama Indrapura. Konon, bahkan tidak diizinkan memakai nama Indrapura, karena nama itu milik Raja-Raja Swarnabhumi. Mungkin ada hubungannya sebagai akibat bentrokan antara Balaputa Dewa pendiri Swarnabhumi dengan Rakai Pikatan suami Pramodharwarni yang berkuasa di Jawa. Namun dasarnya adalah karena Raja-Raja Swarnabhumi dan penduduk keturunan Gunung Merapi berdasarkan kepercayaan waktu itu menganggap dirinya keturunan Dewata Indra, sehingga Raja-Raja Swarnabhumi bergelar Dewa dan Pendeta-pendetanya bergelar Dewa Tuhan, yakni para manusia Dewa yang berada di Bumi. Raja-Raja yang menganggap keturunan dewata Indra adalah Sriwijaya, Melayu, Swarnabhumi, Minangkabau kemudian mengenal Dewata Indra dengan nama Ninik Indojati atau Indrajati.
[5] Orang-orang Gresik di Indrapura diberi gelar Rang Kayo Mat meti, Rang kayo Gom Sati, Rang Kayo Andan Sati, dan gelarnya dibawah koordinasi Rang Kayo Tumenggung, Rangkayo Nangkhodo Basa, Penjabat gelar pertama dating dari Gresik (nan dating dari lawik) . Sebelum iotu juga ada Datuk Nagkohodo Basa dari Singosari. Gelar-gelar ini berdiri sendiri untuk orang Gresik dan Tuban, diberi secara adat oleh orang Minang.
[6] Rusli Amran, 1981, Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang. Sinar Harapan Jakarta, hl: 228
[7] Harian Kompas Minggu. 1981
[8] Nama asli pulau Sumatera yang tercatat dari sumber Tambo Silsilah Minagkabau adalah pulau emas, atau tanah emas dalam bahas sansekerta disebut Suvarnadwipa dan Suvarnabhumi. Ini ditemukan tertulis pada berbagai prasasti di Sumatera. I-Tsing pada abad ke 7 menyebut pulau Sumatera dengan Chinchou untuk arti negeri emas. Kata chincou sampai sekarang masih berlaku pada kata kin-ceu yang menjadi kerinci.
[9] Purnawirawan Abri, anak kandung putrid Gindan Dewi Alam di Melayu Tinggi Kampung Dalam Indrapura. Berdasarkan sejarah (Historis Rech) Kesultanan Indrapura oleh lembaga penghulu Mentri, Kerapatan Adat Kenagarian Indrapura Kecamatan Pancung soal Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat, telah dijelaskan sebagai ahli waris yang syah ex Pemerintah Kesultanan Indrapura, berdasarkan surat No 29-ist/KAN-1975 tertanggal 9 Mei 1975. Keturunan terakhir dari bekas Kerajaan Kesultanan Indrapura yang tertulis dalam Ranji Asli adalah Putri Gindan Dewi Alam Indrapura (ibu dari St. Burhanuddin) bersama saudaranya Sultan Setiawansyah Indrapura.

sejarah kota padang



 Kata Padang berasal dari bahasa Minang yang dapat bermaksud pedang, namun dapat juga untuk menunjukkan lapangan tempat kota ini berada.
Menurut tambo setempat, kawasan kota ini dahulunya merupakan bahagian dari kawasan rantau yang didirikan oleh para perantau Minangkabau dari dataran tinggi (darek). Tempat pemukiman pertama adalah perkampungan di pinggiran selatan Batang Arau di tempat yang sekarang bernama Seberang Padang. sepert kawasan rantau Minangkabau lainnya, pada awalnya kawasan daerah pesisir pantai barat Sumatera berada di bawah pengaruh kerajaan Pagaruyung. Namun pada awal abad ke-17, kawasan ini telah menjadi bahagian dari kedaulatan kesultanan Aceh.

Kota Padang pada masa penjajahan Belanda.

Kota Padang telah dikunjungi oleh pelaut Inggris di tahun 1649,kemudian mulai berkembang sejak kehadiran VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) pada tahun 1663, yang diiringi dengan migrasi penduduk Minangkabau dari kawasan luhak. Selain memiliki muara yang bagus, VOC tertarik membangun pelabuhan dan pemukiman baru di pantai barat Sumatera untuk memudahkan akses perdagangan dengan kawasan pedalaman Minangkabau, selanjutnya di tahun 1668, VOC telah berhasil mengusir pengaruh kesultanan Aceh dan menanamkan pengaruhnya di sepanjang pantai barat Sumatera, hal ini diketahui dari surat regent Jacob Pits kepada Raja Pagaruyung, yang berisi permintaan dilakukannya hubungan dagang kembali dan mendistribusikan emas ke kota ini. Walaupun pada tanggal 7 Agustus 1669, terjadi pergolakan masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan monopoli VOC, namun dapat diredam oleh VOC. Peristiwa ini dikemudian hari diabadikan sebagai tahun lahir kota Padang.

Pada tahun 1781 Inggris berhasil menguasai kota ini akibat rentetan perang Anglo-Belanda ke-4, namun kemudian dikembalikan kepada VOC setelah ditandatanganinya perjanjian Paris tahun 1784.

François Thomas Le Même, seorang bajak laut dari Perancis yang bermarkas di Mauritius dengan kapal utama berkuatan 12 meriam, menguasai dan menjarah kota ini pada tahun 1793, keberhasilan Le Même diapresiasi oleh pemerintah Republik Perancis waktu itu dengan memberikannya penghargaan.

Kemudian pada tahun 1795, kota Padang kembali diambil alih oleh Inggris,[14] namun pasca peperangan era Napoleon, pada tahun 1819 Belanda mengklaim kawasan ini yang kemudian dikukuhkan melalui perjanjian Traktat London yang ditandatangani tanggal 17 Maret 1824.

Pada tahun 1833, residen James du Puy melaporkan terjadi gempa bumi di Padang, yang diperkirakan berkekuatan 8.6-8.9 skala Richter serta menimbulkan tsunami, dan sebelumnya pada tahun 1797, juga diperkirakan oleh para ahli pernah terjadi gempa bumi berkekuatan 8.5–8.7 skala Richter, yang juga menimbulkan tsunami melanda pesisir kota Padang, dan menyebabkan kerusakan pada kawasan pantai Air Manis.

Pada tahun 1837, pemerintah Hindia-Belanda menjadikan kota Padang sebagi pusat pemerintahan wilayah Gouvernement Sumatra's Westkust yang meliputi Sumatera Barat dan Tapanuli. Selanjutnya kota ini menjadi daerah gemeente sejak 1 April 1906 setelah keluarnya ordonansi (STAL 1906 No.151) pada tanggal 1 Maret 1906.

Menjelang masuknya tentara pendudukan Jepang pada tanggal 17 Maret 1942, kota Padang telah ditinggalkan begitu saja oleh Belanda karena kepanikan mereka, dan disaat bersamaan Soekarno sempat tertahan di kota ini karena pihak Belanda waktu itu ingin membawanya turut serta melarikan diri ke Australia. Kemudian panglima Angkatan Darat Jepang untuk Sumatera menemuinya untuk merundingkan nasib Indonesia selanjutnya, dan setelah Jepang dapat mengendalikan situasi, kota ini kemudian dijadikan sebagai kota administratif untuk urusan pembangunan dan pekerjaan umum.
Berita kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, baru sampai ke kota Padang sekitar akhir bulan Agustus, namun pada tanggal 10 Oktober 1945 tentara Sekutu telah masuk ke kota Padang melalui pelabuhan Teluk Bayur, dan kemudian kota ini diduduki selama 15 bulan.

Pada tanggal 9 Maret 1950, kota Padang dikembalikan ke tangan Republik Indonesia yang sebelumnya merupakan negara bagian melalui surat keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) nomor 111. Kemudian, berdasarkan Undang-undang nomor 225 tahun 1948, Gubernur Sumatera Tengah waktu itu melalui surat keputusan nomor 65/GP-50, tanggal 15 Agustus 1950 menetapkan perluasan wilayah kota Padang. Pada tanggal 29 Mei 1958, Gubernur Sumatera Barat melalui surat keputusan nomor 1/g/PD/1958, secara de facto menetapkan kota Padang menjadi ibukota provinsi Sumatera Barat, dan secara de jure di tahun 1975, yang ditandai dengan keluarnya Undang-undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. Kemudian, setelah menampung segala aspirasi dan kebutuhan masyarakat setempat, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan pemerintah nomor 17 tahun 1980, yang menetapkan perubahan batas-batas wilayah kota Padang sebagai pemerintah daerah.

Kota Padang mendapat piala Adipura untuk pertama kalinya pada tahun 1986 dari Presiden Soeharto atas prestasinya menjadi salah satu kota terbersih di Indonesia. Selanjutnya di tahun 1991 kota ini juga memperoleh Adipura Kencana.

Pada tanggal 30 September 2009, kota ini mengalami gempa berkekuatan 7.6 skala Richter, dengan titik pusat gempa di laut pada 0.84° LS dan 99.65° BT dengan kedalaman 71 km, yang menyebabkan kehancuran 25 % infrastruktur yang ada di kota ini. Dalam kunjungan serta mengawasi secara langsung proses evakuasi dan pemulihan karena bencana ini, presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta seluruh aparat pemerintah untuk mengutamakan kegiatan tanggap darurat kemudian dilanjutkan dengan rehabilitasi serta rekonstruksi. Pada tanggal 27 Oktober 2010 presiden SBY kembali ke kota ini untuk meninjau dan memastikan kegiatan tanggap darurat atas bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di kepulauan Mentawai

Sabtu, 31 Mei 2014

manajemen sain saraf tiruan


Modelmaksimasi merupakan : model yang terdiri dari kumpulan dan karakteristik tertentu, dimana komponen model terdiri dari keputusan, fungsi tujuan dan batasan model.

 Pengertian dari keputusan, fungsi tujuan dan batasan model
    Variabel keputusan : Variabel keputusan dalam hal ini  merupakan simbol mote-mitka  yang          menggambarkan tentang aktifitas suatu perusahaan.
    Fungsi tujuan : Menghubungkan mate-matika linier  dengan menjelas kan hubungan perusahaan dalam terminologi variabel keputusan.
    Batasan model ; Merupakan hubungan linier dari variabel-variabel keputusan yang menunjukan keterbatasan lingkungan perusahaan karena lingkungan perusahaan.


cintoh :
 sebuah perusahaan menghasil kan kerja tangan dimana perusahaan ini mempekerjakan pengrajin untuk memproduksi mangkok dan cangkir dengan sumberdaya sbb.



Prpduk
Tenaga kerja
Jam / unit
Tanah liat
pon/unit
Laba
$
Mangkok
1
4
4
Cangkir
2
3
3
 
Jika sumberdaya tenaga kerja adalah 40 jam dan tanah liat 120 pon maka tentukan model maksimasi nya

variabel keputusan .
X1 = jumlah mangkok yang di produksi
X2 = jumlah cangkir yang di produksi

Fungsi tujuan :
Zmak    =  40 X1 + 50X
dimana  =
1 X1+2 X2 < 40
4 X1+3 X2  < 120

 Batasan model =
 X1 > 0
 X2> 0

solusi :
Zmak    =  40 X
1+50 X2
dimana  = 1 X1+2 X2 < 40
                 4 X1+3 X2 < 120
                 4 X1+8 X2 < 160
                 4 X1+3 X2 < 120
               ________________
                 5 X2 < 40
                  X- < 40/5 =8
   1 X1+2.(8) < 40
   1 X1+16 < 40
   1 X1 < 40 - 160
      X1 < 24
Zmak = 40 (24) + 50 (8)
          =960+400
          =1360
   
PENGENALAN INTERNET
pada zaman sekarang semua orang sudah mengenal apa itu internet,
jika di tanya pada anak muda sekarang apa itu internet maka kita pasti menjawab dg tegas " internet itu adalah tempat ,membuka facebook.com ,google.com.dan untuk borosing dan sebagai nya,,,
kita hanya tau itu saja kita tidak tau apa arti dari internet tersebut..maka dari itu saya akan menjelaskan sedikit pengertian dari Internet tersebut
1.1. Pengertian Internet
Internet merupakan : Kumpulan dari berbagai jaringan komputer yang saling
interkoneksi yang mencakup seluruh dunia (jaringan global) dengan melalui jalur
telekomunikasi seperti telepon, fiber-optic, wireless dan lainnya.
Dalam dunia maya (internet) kita mengenal beberapa istilah tentang www, web,
website, web pages, homepage dan sebagainya. Bagi orang awam istilah tersebut bisa
saja diartikan sama. Untuk mengetahui arti yang sebenarnya, berikut ini terdapat
beberapa istilah dalam dunia internet yang sering ditemui.
1. www (world wide web) : Merupakan kumpulan web server dari seluruh
dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk digunakan
bersama-sama. Atau www adalah sekumpulan dokumen, gambar-gambar, dan
bentuk resources yang lainnya yang dihubungkan melalui hyperlinks dan URL.
2. Web adalah fasilitas hypertext yang mampu menampilkan data berupa teks,
gambar, suara, animasi dan multimedia lainnya, di mana di antara data-data
tersebut saling terkait dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk
memudahkan dalam membaca data tersebut diperlukan sebuah web browser
seperti internet Explorer, Netscape, Opera maupun Mozilla Firefox.
3. Website (situs web) : merupakan tempat penyimpanan data dan informasi
berdasarkan topik tertentu. Diibaratkan web site ini seperti buku yang berisi
topik tertentu.
4. Web Pages (halaman web) : merupakan sebuah halaman khusus dari situs web
tertentu. Diibaratkan halaman web ini seperti halaman khusus dari buku.
5. Homepage : merupakan sampul halaman yang berisi daftar isi atau menu dari
sebuah situs web.
6. Protokol : Merupakan bahasa/software standar untuk mengatur komunikasi
jaringan komputer
7. TCP/IP (Transmission Control Protocol Internet Protocol) : merupakan cara
standar untuk mempaketkan dan menyelamatkan data komputer (sinyal
elektronik) sehingga data tersebut dapat dikirim ke komputer yang lain.
8. HTTP (Hypertext Transfer Protocol) : merupakan protokol yang menentukan
aturan yang perlu diikuti oleh web browser dalam meminta dan mengambil
suatu dokumen dan oleh web server dalam menyediakan dokumen yang
diminta web browser. Protokol ini merupakan protokol standar yang
digunakan untuk mengakses dokumen HTML. Bentuk http dapat dilihat pada
                                               
     Gambar 1.1 berikut ini:
Gambar 1.1 Protokol dalam HTTP

9. URL (Uniform Resource Locator)
Digunakan untuk menentukan lokasi informasi pada suatu web server. Dapat
diibaratkan sebagai suatu alamat, yang terdiri dari:
a).Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk mengambil informasi
b).Nama komputer host (server) dimana informasi tersebut berada
c).Jalur/path serta nama file dari suatu informasi


   Format umum ULR ;
      * Protokol_transfer://nama_host/path/nama_file
contoh:
       http://www.facebook.com/zukriadi